Rabu, 03 November 2010

Pemanfaatan Dinding Rumah Untuk Media Iklan

Jangan beli rumah yang tusuk sate ! Demikian salah satu pesan bapak saya kalau mau membeli rumah atau tanah untuk tempat tinggal. Hal ini ternyata ada hongshui yang mempercayai hawa buruk dari lokasi tanah yang berada tepat di ujung pertigaan dan terlihat lurus dari salah satu jalan simpangan.

Sebenarnya kalau dipikir secara rasional, mungkin anjuran itu adalah lokasi untuk aktivitas harian atau untuk bisnis menjadi terganggu. Bayangkan saja, lalu lintas di lokasi tersebut pasti ramai dan banyak kendaraan yang melintas. Aktivitas untuk keluar-masuk atau berada di sekeliling rumah akan terganggu, demikian juga untuk fasilitas parkir kendaraan. Risiko untuk ikut terkena kecelakaan lalu lintas di sekitar lokasi juga cukup besar.

rumah-iklan-iqmal


Namun cap negatif rumah atau tanah dengan lokasi tusuk sate ini sekarang dapat berubah. Seiring dengan perkembangan bisnis yang merambah ke berbagai hal dan menjadikan kompetisi dunia usaha semakin ketat, maka tahap promosi menjadi suatu ujung tombak pemasaran yang strategis. Bentuk promosi melalui iklan harus dilakukan dan dipersiapkan secara khusus dengan didukung dana yang tidak sedikit, bahkan jika perlu melalui suatu agen periklanan yang kreatif dan berkualitas. Salah satu produk kreatif orang-orang periklanan ini adalah dengan memanfaatkan rumah atau bangunan yang berada di lokasi tusuk sate ini. Ternyata lokasi ini sangat strategis sebagai media promosi iklan dari suatu produk. Beberapa variasi yang ada adalah dengan pembuatan baliho / banner display iklan berukuran besar, tiang untuk pemasangan spanduk, dan yang terakhir serta cukup kreatif adalah berupa penyiapan rumah/bangunan itu sendiri sebagai media iklan.

Tembok dari bangunan atau rumah tersebut dimanfaatkan sebagai media dengan komposisi visual yang cukup menarik. Hal ini sangat didukung jika bentuk rumah minimalis atau bahkan kalau perlu hanya berupa tembok/dinding kosong pada sisi yang menghadap jalan. Dinding tersebut akan dicat dan digambar sesuai dengan isi iklan. Beberapa produk yang sudah memanfaatkan media ini antara lain adalah produk provider penyedia jasa komunikasi telepon, rokok dan beberapa produk lainnya. Di Yogyakarta, saya sudah menjumpai di beberapa lokasi seperti di Ringroad Utara, jalan Kaliurang, jalan Wates dan di beberapa lokasi lain.

rumah iklan simpati seperti ini tentu saja menjadi bentuk kegiatan perekonomian yang saling menguntungkan. Bagi pemilik rumah, tentu saja akan mendapatkan hak sewa atas ruang dinding yang digunakan. Kenyamanan rumah saya kira tetap diperoleh, karena bagian dalam rumah sama sekali tidak terpengaruh oleh iklan yang dipajang. Bagi pemilik produk, akan mendapatkan sarana promosi yang strategis dan dapat menjangkau konsumen yang ditarget berupa pengguna jalan yang lewat daerah tersebut. Bagi agensi periklanan, tentu saja memberikan penghargaan materi atas jasa pembuatan iklan tersebut dengan biaya produksi yang relatif lebih rendah karena tidak harus penyediaan media baliho.

Bagi pengguna jalan ? Minimal hiburan untuk pandangan mata, daripada bengong melamun. Apalagi kalau iklan yang disajikan relatif cukup kreatif dan memberi sensasi tersendiri, misal dengan pembuatan gambar yang menghibur dan indah.

Yang saya belum tahu adalah apakah model iklan seperti ini juga dikenai pajak oleh pemerintah daerah. Mengingat lokasi yang digunakan adalah daerah pribadi pemilik tanah atau bangunan, bukan fasilitas umum seperti trotoar atau median jalan. Hal ini perlu dipikirkan mengingat ke depan, dunia periklanan akan semakin maju dan semakin bervariasi sehingga sejak dini sudah dipikirkan pengelolaan yang tetap saling menguntungkan bagi semua pihak.

Andai saja rumah saya di lokasi itu, mungkin yang saya tawarkan adalah tidak hanya satu sisi dinding yang di luar, tapi seluruh dinding baik di luar maupun di dalam rumah. Lumayanlah, bisa menghemat beli cat tembok dan biaya pengecatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar