Rabu, 03 November 2010

Nyari Lahan Untuk Properti

Salahsatu action dalam mengelola bisnis properti adalah Hunting lokasi untuk dikelola, dengan bekal konsep dan teori yang komprehensif tentunya anda sudah bisa menilai titik-titik lahan yang potensial untuk properti. Di tengah kota, pinggir kota, bahkan pinggiran sekalipun. Semua akan menimbulkan tanggungjawab dan perlakuan konsep yang berbeda, karena lokasi tengah kota ketika diberi fasilitas Taman yang luas, akan terasa membuang-buang lahan. dan ketika lokasi ada di pinggiran kota dengan harga tanah yang relatif rendah, akan lebih menarik dengan mengaplikasikan taman yang luas di setiap sudut-sudut nya.

Anda tentunya pernah membeli sebidang tanah, dan anda pernah berurusan dengan yang namanya Pajak, Notaris, dan BPN. ya inilah yang menjadi tanggungjawab anda jika anda membeli Lepas suatu lahan, baik untuk rumah pribadi atau dikelola perumahan, ya tentu konsekuensinya dengan harga cast dan modal besar untuk mendapatkannya, jika anda diposisi ini sangatlah nyaman karena tidak akan berurusan dengan pemilik lahan tersebut setelah terjadi transaksi, sukur-sukur jika harganya anda dapatkan dengan lebih rendah dari sekelilingnya. Ini metode yang pertama.

Sedangkan metoda yang lain adalah dengan Pembayaran bertahap, Apa mau pemilik lahannya? bisa mau dan bisa sebaliknya, semua tergantung dengan proses lobi-lobi yang anda luncurkan ke yang bersangkutan. Tapi konsekuensinya bahwa anda dituntut dengan permodalan yang tidak sedikit dan resiko pemasaran yang kudu cepat. Jika anda sudah memiliki calon konsumen yang pasti, tentunya anda tidak salah melakukan metode ini, jika sebaliknya maka hindari saja. karena ada tahap-tahapannya tergantung perjanjian kedua belah pihak, contohnya berdasarkan kegiatan penjualan, berdasarkan hitungan waktu, dan kombinasi antara keduanya.

Misalnya berdasarkan waktu, Kita diikat dengan perjanjian pembayaran sesuai waktu yang jatuh tempo, misalnya 4 bulan atau lebih. Sedangkan berdasarkan kegiatan biasanya tahap pertama dengan DP, kemudian ketika sertifikat selesai pengurusannya, dan terakir setelah terjadi kegitan jual-beli produk.

Metode yang terakir adalah berlaku bagi anda yang memiliki modal pas-pasan, bisa gak kira-kira? (mudah-mudahan bisa) yaitu dengan melakukan penawaran pembagian keuntungan dengan pemilik lahan, apakah mudah? wah pastinya jawabannya gampang-susah-susah.

Hanya cukup melalui penjulan, bagaimana anda memiliki harga jual yang memiliki keuntungan “titik aman” untuk dibagi ke dua pihak itu saja. Jadi developer memiliki resiko kecil dan pemilik lahan tidak memiliki resiko bisnis sama sekali, karena lahannnya yang belum terjual akan tetap utuh, jadi antara anda dan pemilik lahan pada posisi yang untung dan diuntungkan. Mudah Bukan?? Prakteknya yang susah pastinya….
(gubahrumahindah.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar