Rabu, 03 November 2010

Johon Alan, Kini Punya 59 Kontrakkan

John Alan (31) mungkin bisa dikelompokkan sebagai pengusaha berhoki baik.
bisa "disulapnya" menjadi bisnis.
SELAIN menggeluti disain interior dan fotografi, pria lajang ini juga mengelola usaha kos-kosan, nasi uduk, pijat keluarga, terakhir salon. Apa kiatnya mengelola multi bisnis? "Dengan membuka banyak usaha, berarti saya bisa membantu banyak orang dengan menyediakan lapangan pekerjaan,"ujar John Alan, pemilik usaha Bauhaus Living kepada Warta Kota di sela-sela peresmian salon barunya "New Bliss" di Menara Karya Building, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (29/1).

Wawancara dengan John Alan dilakukan dua kali karena kesibukkannya yang padat. Interview berikutnya dilaksanakan di kantornya di Jalan Mangga Dua Raya 57, Jakarta Barat. Kantornya itu hanya berjarak 100 meter dari pusat perdagangan Mangga Dua.

Kantor ini tadinya rumah tua, lantas Iata renovasi. Tempatnya masih pinjam dari orang tua,°kata anak tunggal dari keluarga Alin (ayah) dan Regina Ratna (ibu). Sekitar 10 meter dari kantor itu tampak andrean di warung nasi uduk Ibu Sum. Usaha nasi uduk itu buka setiap hari-kccuali Sabtu- dari pukul 22.00 hingga pukul 03.00 WIB. Dia merupakan usaha patungan John Alan dengan Ibu Sum.

Ruangan berukuran tiga kali enam meter persegi itu, tadinya garasi mobil namun sejak setahun terakhir disulap menjadi tempat nasi uduk. John mengaku, tengah malam sejumlah selebriti sering mampir, makan nasi uduk Ibu Sum, antara lain, presenter Syaiful Jamil.

Di Belakang ruang itu terdapat akses menuju ke rumah orang tuanya dan tempat kos-kosan, termasuk jalan menuju kantornya. John mengaloi, dia sudah sekitar 15 tahun mengelola kos-kosan. Awalnya 15 pintu, sekarang sudah 59 kamar.

"Usaha multi bisnis bisa saling mendu-kung,"kata John, anak tunggal dari keluarga Alin dan Regina Ratna. Ketika bisnis disain interior anjlog, usaha lain bisa memberikan subsidi. Sebab usaha nasi uduk dan kos-kosan relatif stabil.

Menurut dia, kesempatan bisnis yang terbuka luas pada tahun 2010 akan dimanfaatkan untuk pengembangan usahanya. Setelah membuka bisnis salon. John akan membuka bakery dan cafe di sebuah daerah di Sulawesi. "Untuk bisnis yang penting kita punya sistem. Kalau sistemnya sudah jalan kan bisa kita pemiliknya sudah bisa jalan-jalan mencari peluang baru,"tam-bahnya.

Kerja keras Sejak kuliah, John sudah mulai berdagang. Dia merintis usaha disain interior dan fotografi saat dia kuliah di Universitas Tarumanegara tahun 1996 hingga tahun 2000. John mengatakan, orang tuanya selalu menanamkan untuk mendapatkan keberuntungan, seseorang harus mau hidup prihatin dan bekerja keras. "Saya bukan tipe orang yang senang tidur-tiduran, lalu terima uang," tambahnya.

Kalau mau hidup santai, sebenarnya bisa saja. Sebab, dia sudah punya bisnis kos-kosan. Katakan sewa kamar harganya Rp 600.000/bulan, maka dari usaha tersebut John bisa mengantongi sedikitnya Rp 30 juta per bulan.
Dari usaha kecil-kecilan, bisnis John berkembang seiring dengan makin meluasnya pergaulan dan jaringan bisnisnya. "Usaha nasi uduk itu juga berawal dari kesukaan saya makan nasi uduk,"ujamya.

Dikatakan, Ibu Sum semula mangkal di kawasan Pasar Baru. Pelanggannya banyak termasuk dirinya, apalagi selain nasi uduknya enak, ibu Sum orang yang menyenangkan. Prosesnya panjang sampai saya dan ibu Sum sepakat untuk bekerja sama dalam bisnis,"ujar John mengenang masa lalunya.

Meski bisnisnya banyak, pria kelahiran Jakarta ini, tetap punya fokus. Saat ini, John lebih banyak mencurahkan pikiran dan waktunya untuk mengembangkan bisnis disain interior. Disamping karena memiliki ketrampilan dan passion, minat yang menggebu-gebu di sana, John melihat prospek bisnis disain interior sangat besar, seiring dengan perkembangan apartemen di Indonesia. Saat ini. John memiliki sekitar 60 klien dan mayoritas melayani pemilik apartemen kelas menengah atas. Saat krisis global, pasarnya sempat drop namun belakangan ini tumbuh lagi.

"Dalambisnis, naik turun sebuah usaha itu biasa. Kalau usaha sedang drop, kita harus bisa berbesar hari. Jangan takut apalagi sampai depresi.ujarnya. Mindset seperti itu harus dimiliki setiap pengusaha.

Selain itu, kata John, untuk bisa sukses menanggani multi bisnis, seorang pengusaha dituntut untuk memiliki agenda kerja yang jelas dan disiplin. "Jangan sampai waktu mengendalikan kita. Tapi, kita yang harus mengendalikan waktu sehingga bisa fokus pada target bisnis kita," ujar John
(bataviase.co.id)

1 komentar:

  1. Halo, nama saya Setiabudi, saya telah ditipu 8 Juta karena aku butuh modal besar dari 40 Juta, bisnis saya hancur sampai saya bertemu dengan seorang teman yang memperkenalkan saya dan suami saya ke Mrs Alexandra yang akhirnya membantu kami mendapatkan pinjaman dalam dirinya perusahaan, jika Anda membutuhkan pinjaman dan kontak pinjaman dijamin ibu yang baik Alexandra melalui email perusahaan.

    alexandraestherloanltdd@gmail.com
    alexandraestherfastservice@cash4u.com,

    Anda dapat menghubungi saya melalui email ini; setiabudialmed@gmail.com informasi atau saran yang perlu Anda ketahui.
    Terima kasih .

    BalasHapus