1. Penilaian Tanah Kosong
Penilaian tanah kosong biasanya membutuhkan pengalaman khusus yang lebih daripada property yang telah dikembangkan. Alasannya adalah karena keterbatasan transaksi real estate yang melibatkan tabah kosong. Selain diperjualbelikan, tanah juga sering disewakan. Tanah bisa saja disewakan untuk jangka waktu yang sangat lama, untuk itu perlu estimasi jumlah sewa menjadi cukup penting. Pengembang perlu memasukkan nilai tanah sebagai komponen biaya untuk produk akhirnya. Oleh karena itu, banyak proyek uji kelayakan yang memasukkan penilaian tanah kosong. Bank dan para kreditur lain juga sering memasukkan tanah sebagai jaminan dalam struktur pembiayaannya.
Berbagai tindakan pemerintah, seperti perpajakan, pembangunan kembali, membutuhkan estimasi nilai tanah dan untuk itu sering dibutuhkan penilaian yang formal atas tanah. Tidak terlupa, banyak tindakan pengadilan yang melibatkan tanah sebagai bagian dalam penyelesaian peradilan, sehingga penilaian atas nilai tanah yang tepat sangat dibutuhkan.
2. Nilai Tanah Di Dalam Ketiga Pendekatan
Dalam metode biaya, nilai tanah dipakai sebagai bagian yang terpisahkan sebelum menilai bangunan. Tanah adalah yang dinilai terlebih dahulu, baru kemudian nilai bangunan baru yang dikurangi depresiasi.
Pendekatan pendapatan, prosedur kapitalisasi tertentu memisahkan pendapatan bersih antara tanah dan bangunan. Oleh karena itu, nilai tanah yang dipisahkan dibutuhkan dalam metode pendapatan juga.
Beberapa tekhnik analisis data penjualan dalam Pendekatan Perbandingan Data Penjualan mengeluarkan nilai tanah dari harga jual keseluruhan untuk melihat untuk apa bangunan tersebut dijual. (tumorang.blogsome.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar